Jumat, 08 Februari 2013

Review buku Jalan Cinta Para Pejuang




Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera dan semoga kita semua mendapat rahmat dari Alllah SWT.

Untuk postingan kali ini saya akan sedikit melakukan review sebuah buku yang menurut saya “WOW” banget, sebuah buku yang dapat membuka cakrawala pikir kita terbuka dan memahami banyak arti dalam kehidupan ini. Buku apakah itu ??
Yupz langsung saja, sebuah buku setebal  344 halaman karya ustadz Salim Akhukum Fillah berjudul “Jalan Cinta Para Pejuang”. Apa sih menariknya buku ini ?? Sedikit curhat, pada dasarnya saya kurang menyukai membaca buku, tapi setelah membaca beberapa halaman awal dari buku ini saya menjadi hobi membaca buku, khususnya karya beliau.
Ust. Salim A. Fillah telah lama dikenal sebagai seorang penulis muda yang sangat piawai membingkai kata-kata dalam nuansa sastra yang indah. Buku Jalan Cinta Para Pejuang ini merupakan buku keenam karya beliau. Sebelumnya telah tercipta buku-buku yang penuh kata dan makna serta tentunya juga cinta yang telah beliau ciptakan, diantaranya Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan, Agar Bidadari Cemburu Padamu, Gue Never Die, Bahagianya Merayakan Cinta, dan Saksikan bahwa aku seorang Muslim.
Buku ini punya daya tarik dari segi tata bahasa dan kaidah berbahasa Indoneisa yang sungguh sangat indah, kata-katanya ringan namun elegan, kisah-kisah yang diceritakan di buku ini sangat menarik karena sang pengarang lihai memadukan dalil dan kisah-kisah, norma dengan hikmah. Sehingga membuat buku ini sangat penuh dengan warna dan cinta. Buku ini mengajak kita membicarakan cinta dalam bahasa cinta. Buku yang mengajak kita menelisik makna sejati cinta sebagaimana dihayati para pejuang. Cinta yang diterjemahkan sebagai kata kerja. Cinta yang ditaklukkan untuk membersamai kerja-kerja besar mencerahkan peradaban. Ada sedikit cerita nih kenapa beliau memberikan judul “Jalan Cinta Para Pejuang”, beliau memilih melekatkan cinta dengan semangat juang, agar di buku ini tergambar adalah sebentuk cinta yang kokoh lagi mengkokohkan. Ini bukan tentang cinta yang lemah, yang cengeng, yang bonsai. Ini adalah cinta yang hidup, yang bersahabat, yang bermanfaat, yang kuat. Ini adalah cinta yang gempita, yang menggema, yang membebaskan. Ini adalah jalan cinta yang suci, yang segar, yang menggugah, yang mengubah. Inilah Jalan Cinta Para Pejuang.
Buku ini terdiri atas tiga langkah, dan langkah ketiga dibagi menjadi empat tapak. Di langkah pertama ; Dari Dulu Beginilah Cinta, beliau akan mengajak anda menelusuri akar sesat pikir dalam cinta yang menyengsarakan jiwa. Di langkah kedua ; Dunia Kita Hari Ini, insyaallah kita kelanai jalan cinta kita. Ada gambaran tentang sebuah dunia yang berubah dengan cepat, dan kita di jalan cinta para pejuang harus terampil mengendarainya. Langkah ketiga ; Jalan Cinta Para Pejuang adalah inti pembicaraan kita yang mengetengahkan empat matra cinta. Dimensi intelektual dipaparkan dalam Visi. Dimensi emosional diuraikan dalam Gairah. Dimensi spiritual dibicarakan dalam Nurani, dan akhirnya dimensi fisik dalam Disiplin. Uniknya dari buku ini adalah anda sebagai pembaca tak perlu membaca dari awal hingga akhir, anda bisa saja langsung menuju ke judul sub-bab yang menarik bagi anda. Sedangkan untuk anda yang mau membaca dari awal hingga akhir, insyaallah anda akan memperoleh pemahaman yang bersambung-sambung.
Di awal buku ini saja kita sudah disuguhkan oleh kata-kata yang menurut saya sangat menarik, yakni :
Kata dijalan cinta :
Satu kata cinta Bilal
“Ahad !”
Dua kata cinta sang Nabi :
“Selimuti aku !”
Tiga kata cinta Ummu Sulaim :
“Islammu adalah maharku !”
Empat kata cinta Abu Bakar r.a :
“Ya Rasulullah saya percaya !”
Lima kata cinta ‘Umar :
Ya Rasulullah, izinkan ku penggal lehernya !”
Selamat datang dijalan cinta para pejuang

Sungguh sebuah kata yang membuat saya merasa tertantang untuk tidak melewatkan setiap paragraf dari tiap lembar buku ini. Dalam buku ini terdapat banyak sekali kata-kata yang sangat berkesan di hati saya. Salah satunya adalah “ Di jalan cinta para pejuang, dengan apa kita menghadapi musuh ? Tentu saja dengan cinta. Karena cinta bukan saja sekedar pelukan hangat, belaian lembut, atau kata-kata penuh dayu. Kita belajar dari apa itu cinta dari apapun yang ada dimuka bumi. Dari cahaya matahari. Dari sepasang merpati. Dari sujud dan tengadah doa. Dari kebencian musuh, dari dengki dan iri lawan. Dari ketidaktahuan orang yang ingkar dan degilnya pikiran orang munafiq. Dari apapun ! Karena inilah jalan cinta para pejuang.

Nah tunggu apa lagi akhi & ukhti, penasaran ??
baca aja bukunya langsung ^_^

wabillahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar