Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera dan
semoga kita semua mendapat rahmat dari Alllah SWT.
Untuk
postingan kali ini saya akan sedikit melakukan review sebuah buku yang menurut
saya “WOW” banget, sebuah buku yang dapat membuka cakrawala pikir kita terbuka
dan memahami banyak arti dalam kehidupan ini. Buku apakah itu ??
Yupz
langsung saja, sebuah buku setebal 344
halaman karya ustadz Salim Akhukum Fillah berjudul “Jalan Cinta Para Pejuang”.
Apa sih menariknya buku ini ?? Sedikit curhat, pada dasarnya saya kurang
menyukai membaca buku, tapi setelah membaca beberapa halaman awal dari buku ini
saya menjadi hobi membaca buku, khususnya karya beliau.
Ust.
Salim A. Fillah telah lama dikenal sebagai seorang penulis muda yang sangat
piawai membingkai kata-kata dalam nuansa sastra yang indah. Buku Jalan Cinta
Para Pejuang ini merupakan buku keenam karya beliau. Sebelumnya telah tercipta
buku-buku yang penuh kata dan makna serta tentunya juga cinta yang telah beliau
ciptakan, diantaranya Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan, Agar Bidadari
Cemburu Padamu, Gue Never Die, Bahagianya Merayakan Cinta, dan Saksikan bahwa
aku seorang Muslim.
Buku
ini punya daya tarik dari segi tata bahasa dan kaidah berbahasa Indoneisa yang
sungguh sangat indah, kata-katanya ringan namun elegan, kisah-kisah yang
diceritakan di buku ini sangat menarik karena sang pengarang lihai memadukan
dalil dan kisah-kisah, norma dengan hikmah. Sehingga membuat buku ini sangat
penuh dengan warna dan cinta. Buku ini mengajak kita membicarakan cinta dalam
bahasa cinta. Buku yang mengajak kita menelisik makna sejati cinta sebagaimana
dihayati para pejuang. Cinta yang diterjemahkan sebagai kata kerja. Cinta yang
ditaklukkan untuk membersamai kerja-kerja besar mencerahkan peradaban. Ada
sedikit cerita nih kenapa beliau memberikan judul “Jalan Cinta Para Pejuang”,
beliau memilih melekatkan cinta dengan semangat juang, agar di buku ini
tergambar adalah sebentuk cinta yang kokoh lagi mengkokohkan. Ini bukan tentang
cinta yang lemah, yang cengeng, yang bonsai. Ini adalah cinta yang hidup, yang
bersahabat, yang bermanfaat, yang kuat. Ini adalah cinta yang gempita, yang
menggema, yang membebaskan. Ini adalah jalan cinta yang suci, yang segar, yang
menggugah, yang mengubah. Inilah Jalan Cinta Para Pejuang.
Buku
ini terdiri atas tiga langkah, dan langkah ketiga dibagi menjadi empat tapak.
Di langkah pertama ; Dari Dulu Beginilah
Cinta, beliau akan mengajak anda menelusuri akar sesat pikir dalam cinta
yang menyengsarakan jiwa. Di langkah kedua ; Dunia Kita Hari Ini, insyaallah kita kelanai jalan cinta kita. Ada
gambaran tentang sebuah dunia yang berubah dengan cepat, dan kita di jalan
cinta para pejuang harus terampil mengendarainya. Langkah ketiga ; Jalan Cinta Para Pejuang adalah inti
pembicaraan kita yang mengetengahkan empat matra cinta. Dimensi intelektual
dipaparkan dalam Visi. Dimensi
emosional diuraikan dalam Gairah.
Dimensi spiritual dibicarakan dalam Nurani,
dan akhirnya dimensi fisik dalam Disiplin.
Uniknya dari buku ini adalah anda sebagai pembaca tak perlu membaca dari awal
hingga akhir, anda bisa saja langsung menuju ke judul sub-bab yang menarik bagi
anda. Sedangkan untuk anda yang mau membaca dari awal hingga akhir, insyaallah
anda akan memperoleh pemahaman yang bersambung-sambung.
Di
awal buku ini saja kita sudah disuguhkan oleh kata-kata yang menurut saya
sangat menarik, yakni :
Kata
dijalan cinta :
Satu
kata cinta Bilal
“Ahad
!”
Dua
kata cinta sang Nabi :
“Selimuti
aku !”
Tiga
kata cinta Ummu Sulaim :
“Islammu
adalah maharku !”
Empat
kata cinta Abu Bakar r.a :
“Ya
Rasulullah saya percaya !”
Lima
kata cinta ‘Umar :
Ya
Rasulullah, izinkan ku penggal lehernya !”
Selamat
datang dijalan cinta para pejuang
Sungguh sebuah kata
yang membuat saya merasa tertantang untuk tidak melewatkan setiap paragraf dari
tiap lembar buku ini. Dalam buku ini terdapat banyak sekali kata-kata yang
sangat berkesan di hati saya. Salah satunya adalah “ Di jalan cinta para
pejuang, dengan apa kita menghadapi musuh ? Tentu saja dengan cinta. Karena
cinta bukan saja sekedar pelukan hangat, belaian lembut, atau kata-kata penuh
dayu. Kita belajar dari apa itu cinta dari apapun yang ada dimuka bumi. Dari
cahaya matahari. Dari sepasang merpati. Dari sujud dan tengadah doa. Dari
kebencian musuh, dari dengki dan iri lawan. Dari ketidaktahuan orang yang
ingkar dan degilnya pikiran orang munafiq. Dari apapun ! Karena inilah jalan
cinta para pejuang.”
Nah tunggu apa lagi
akhi & ukhti, penasaran ??
baca aja bukunya langsung ^_^
wabillahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
baca aja bukunya langsung ^_^
wabillahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar