1) Bukankah telah datang
atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan
sesuatu yang dapat disebut ? 2)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. 3) Sesungguhnya
Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang
kafir. (Q. S Al Insan ayat 1-3)
Ternyata
nikmat mendengar telinga dan nikmat melihat mata kita adalah sebuah ujian dari
Allah SWT bagi kita. Sayangnya, banyak dari kita mendustakan nikmat mendengar
dan melihat ini dengan cara mengingkari nikmat tersebut. Mata dan telinga yang seharusnya
kita gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT namun pada kenyataannya malah
digunakan untuk kegiatan yang tidak bermanfaat.
Yupz,
inilah salah satu kesalahan besar yang sering kita lakukan yaitu “ingkar”. Dulu waktu kita masih berada
di alam ruh, sebelum memasuki alam rahim kita pernah berjanji kepada Allah yang
dikutip dalam surat Al – Araf ayat 172 :
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)". (Q.S Al Araf ayat 172)
Inilah perjanjian
yang pernah kita lakukan dengan Allah SWT, pernahkah kita ingat kawan bahwa
kita pernah berjanji seperti ini ?? Saya yakin tidak ada yang ingat, karena ini
semua terjadi di alam ruh sebelum kita dilahirkan kawan. Tidak bisa dipungkiri
kawan, bahwa sebenarnya kehidupan kita ini hanya untuk menyembah dan beribadah
kepada Allah. Seperti dikutip dalam surat Al Bayyinah ayat 5 :
“Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.
Sangat rugi kehidupan seseorang yang
jauh dari Allah, mereka terus disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak
ada manfaat dan sifatnya sementara. Sungguh kosong hatinya karena tidak ada
Allah dalam hatinya, dan orang seperti itulah yang disebut “raganya hidup namun
jiwanya mati”, naudzu billah. Kawan, marilah landasi kehidupan kita atas dasar
karena Allah, karena Alllah lah kita hidup, karena Allah lah kita berjuang,
karena Allah lah kita beribadah, dan Karena Allah lah mencintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar