Selasa, 16 April 2013

Penciptaan manusia part II



1)       Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut ? 2)  Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. 3) Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (Q. S Al Insan ayat 1-3)

            Ternyata nikmat mendengar telinga dan nikmat melihat mata kita adalah sebuah ujian dari Allah SWT bagi kita. Sayangnya, banyak dari kita mendustakan nikmat mendengar dan melihat ini dengan cara mengingkari nikmat tersebut. Mata dan telinga yang seharusnya kita gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT namun pada kenyataannya malah digunakan untuk kegiatan yang tidak bermanfaat.
            Yupz, inilah salah satu kesalahan besar yang sering kita lakukan yaitu “ingkar”. Dulu waktu kita masih berada di alam ruh, sebelum memasuki alam rahim kita pernah berjanji kepada Allah yang dikutip dalam surat Al – Araf ayat 172 :
          “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (Q.S Al Araf ayat 172)
Inilah perjanjian yang pernah kita lakukan dengan Allah SWT, pernahkah kita ingat kawan bahwa kita pernah berjanji seperti ini ?? Saya yakin tidak ada yang ingat, karena ini semua terjadi di alam ruh sebelum kita dilahirkan kawan. Tidak bisa dipungkiri kawan, bahwa sebenarnya kehidupan kita ini hanya untuk menyembah dan beribadah kepada Allah. Seperti dikutip dalam surat Al Bayyinah ayat 5 :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.
Sangat rugi kehidupan seseorang yang jauh dari Allah, mereka terus disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak ada manfaat dan sifatnya sementara. Sungguh kosong hatinya karena tidak ada Allah dalam hatinya, dan orang seperti itulah yang disebut “raganya hidup namun jiwanya mati”, naudzu billah. Kawan, marilah landasi kehidupan kita atas dasar karena Allah, karena Alllah lah kita hidup, karena Allah lah kita berjuang, karena Allah lah kita beribadah, dan Karena Allah lah mencintai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar